MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM MELALUI RESTORASI MANGROVE

Hamparan Hutan Mangrove Desa babang Kabupaten Luwu Sulawesi selatan

Desa Babang adalah salah satu desa yang berada pada pesisir teluk bone. Secara administrasi desa ini masuk kedalam wilayah kecamatan larompong selatan kabupaten Luwu. Mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan, bertambak ikan dan udang.dan sebagian kecil masyarakatnya membudidayakan rumput laut.
enam sampai 10 tahun lalu kondisi mangrove di desa ini sangat memprihatinkan dan megalami kerusakan dan pengurangan luasan, akibat berubahnya kawasan mangrove mejadi lahan pertambakan udang dan ikan.

Dampak dari kerusakan mangrove ini adalah  terjadinya abrasi pantai sehingga desa babang kehilangan wilayah daratan sekitar 400 meter dari garis pantai. Akibat lainnya adalah kepiting dan ikan yang menjadi penghasilan tambahan masyarakat sudah mulai berkurang.  Akibat terhadap masyarakat adalah penurunan tingkat pendapatan.
Resiko terkait dengan perubahan iklim yang terjadi adalah kenaikan permukaan air laut, peningkatan gelombang laut yang tinggi, peningkatan suhu dan resiko banjir yang cukup tinggi.

Metodologi
Staf Care bekerjasama dengan Pemerintah Desa melakukan FGD melalui metode CVCA untuk menjaring informasi dan mengidentifikasi kelompok yang paling rentan, sumber mata pencaharian yang terancam, jenis ancaman yang serig terjadi, dan solusi terhadap permasalahan tersebut. Disamping itu, dilakukan wawancara dengan informan kunci dan pengumpulan data sekunder untuk melengkapi data hasil FGD.

Berdasarkan temuan CVCA kemudian dilakukan kegiata Villge Vision Mapping (VVM) untuk mengetahui apa yang menjadi visi masyarakat terkait adaptasi perubahan iklim dan Rencana tindak lanjut.  kegiatan ini diikuti oleh masyarakat, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di masing-masing level pemerintahan. Agar kegiatan ini terintegrasi dengan rencana pembangunan pemerintah kabupaten maka dilakukan pelatihan perencanaan dan penganggran mulai dari tingkat desa sampai Kabupaten. Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat maka dilakukan sekolah lapang dan Meningkatkan akses informasi cuaca dan pengembangan sistem peringatan dini melalui SMS dan bulletin 3 bulanan.
Strategi adaptasi
Menanggapi dampak kerusakan mangrove dan penurunan kesejahteraan masyarakat maka dilakukan identifikasii kegiatan-kegiatan berikut untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Babang adalah sebagai berikut :
· Penanaman kembali hutan mangrove,  
· Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat,
· Pengikutsertaan masyarakat dalam upaya rehabilitasi dan pengelolaan mangrove
· Upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui usaha budidaya rumput laut.
· Meningkatkan akses ke informasi cuaca dan pengembangan sistem peringatan dini melalui SMS dan bulletin 3 bulanan
salah satu kegiatan Penanaman Mangrove di Desa Babang Kerjasama KOREM 142/TATAG , Pemda Kabupaten Luwu dan Pemerintah Desa Babang pada Tahun  2012 

Pada awalnya gerakan penanaman mangrove di desa Babang yang dilakukan  Pak Ismail dan teman-teman adalah menanam mangrove 1000 pohon setiap pekannya dan setelah menjadi kepala desa dan dibantu oleh program BCR CC maka gerakan penanaman mangrove dilakukan setiap tahunnya dengan menanam 50.000 pohon.  Gerakan ini dinamakan hari kesadaran masyarakat. Gerakan ini didukung oleh Dinas Kelautan dan perikanan, Badan lingkungan hidup, dan dinas kehutanan.  Gerakan ini diikuti oleh Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sekolah lapang budidaya rumput laut. Pembagian peran antara pemerintah desa dan program bcr cc adalah pemerintah desa berperan dalam Gerakan penanaman mangrove karena gerakan ini sudah lama dilakukan sementara CARE lebih berfocus pada gerakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk melindungi hutan mangrove dari penebangan liar maka desa babang membuat peraturan desa yaitu “barang siapa menebang 1 pohon maka sangsinya adalah harus menanam 100 pohon.
Melalaui upaya  strategi yang telah dilakukan, saat ini Desa Babang sudah memiliki kurang lebih 140 Ha hutan mangrove. Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang menggantungkan hidupnya ke budidaya Ikan dan Udang, lambat laut sudah beralih ke budidaya rumput laut disamping kegiatan lainnya di bidang pertanian.
Dengan luasan mangrove yang ada sekarang, Populasi ikan dan udang meningkat dan yang tak kalah pentingnya adalah nener untuk keperluan tambak ikan sudah bisa ditangkap dikawasan ini.

Pesan Kunci
Masyarakat sudah mulai beradaptasi dengan perubahan lingkungan . Pendekatan yang ada yang sesuai dengan strategi pengembangan pemerintah daerah dan provinsi yang lebih ditingkatkan dengan dukungan dari para ahli teknis . Praktik terbaik diintegrasikan ke dalam rencana pembangunan dan akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah di masa depan













Pembelajaran
Pembagian peran antara masyarakat, pemerintah dan program harus jelas. upaya restorasi mangrove tidak dapat berhasil jika tidak diikuti oleh peningkatan kesadaran masyarakat. Dan harus diikuti oleh upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Komentar